by:http://indocropcircles.wordpress.com/2012/06/01/penyakit-ganas-baru-chagas-penyakit-versi-aids-yang-kedua/
Penyakit Ganas Baru: “Chagas” Penyakit Versi AIDS Yang Kedua?
Penyakit yang disebut Chagas
ini disebut sebagai penyakit AIDS baru di Amerika karena efek dari
penyebarannya butuh waktu bertahun-tahun baru dapat terdeteksi dan pada
saat itu pula penanganan sudah terlambat. Penyakit ini dapat membuat
jantung bengkak & meledak!. Widih!!!
Dunia kesehatan baru-baru ini digemparkan
oleh banyaknya korban yang terjangkit penyakit aneh yang bisa membuat
jantung manusia membengkak dan meledak! Widih!
Ilmuwan akhirnya berhasil
mengidentifikasi sebuah serangga pemakan darah yang diklaim menyebarkan
penyakit “AIDS versi baru” dan mengeluarkannya ke publik, Wew!
Bedanya penyakit yang ditularkan bukan berupa penyakit AIDS dalam arti sebenarnya, melainkan wabah penyakit yang disebut Chagas.
Warga Amerika Latin mulai banyak yang terserang oleh panyakit yang diberi nama Chagas ini.
Chagas diambil dari nama belakang si penemu penyakit jenis ini pada tahun 1909, yaitu Carlos Ribeiro Justiniano Chagas.
Penyakit yang telah lama ada namun baru
diselidiki lebih dalam lagi ini disebabkan oleh virus yang ditularkan
oleh seekor serangga kecil bersayap dan biasanya berwarna hitam.
Serangga ini adalah Triatomine / Triatome / Triatoma / Triatominae, yang juga serangga penghisap darah manusia dan menularkan virusnya melalui gigitannya.
Ia meracuni tubuh manusia yang digigitnya
dengan penyakit yang disebut dengan Chagas ini, yakni sebuah penyakit
parasit tropis yang disebabkan oleh protozoa ber-flagel.
Menurut catatan jurnal PLoS Neglected Tropical Diseases,
penyakit Chagas akan mengakibatkan pembengkakan di bagian jantung. Jika
sudah parah, organ ini bisa pecah dan menyebabkan kematian mendadak.
Yang membuat para ilmuwan khawatir,
penyakit Chagas ini sulit untuk dideteksi dan butuh waktu hingga
bertahun-tahun hingga akhirnya muncul gejala. Waduh, mirip AIDS donk.
Dengan alasan itulah kini serangga Triatome dijuluki sebagai ‘AIDS baru di benua Amerika‘.
Masalahnya adalah virus penyakit Chagas
ini gampang tersebar, seperti melalui transfusi darah, atau bawaan gen
turunan (layaknya penyebaran virus HIV), tapi tidak dapat menular dari
hubungan intim, seperti kebanyakan kasus penularan virus HIV.
Sayangnya, gejala penyakit ini sangat sulit untuk diketahui sejak awal.
Penyakit Chagas ini membutuhkan waktu
bertahun-tahun baru dapat dideteksi, mirip dengan AIDS, sehingga
kemungkinannya sangat kecil untuk melakukan pengobatan dini.
Kalau pun dapat dideteksi dini, maka
pengobatan tercepat bisa membutuhkan waktu selama 3 bulan. Lebih parah,
penyakit ini banyak menyerang penduduk-penduduk yang berada di bawah
garis kemiskinan.
Penyakit ini merebak di antara penduduk
miskin entah karena lingkungan yang kotor yang menjadikan tempat
perkembangbiakan serangga Triatoma ini semakin meluas atau karena
ketidakpedulian warga terhadap sakit yang mereka derita sehingga mereka
tidak pernah memeriksakan kesehatan mereka ke dokter karena tidak adanya
biaya untuk memeriksakan diri mereka.
Menurut, Science Daily, faktor
yang paling utama dari peningkatan penyebaran virus ini adalah perubahan
iklim. Perubahan iklim bumi yang menjadi semakin hangat ini
memungkinkan si serangga membawa virus ke daerah bagian utara.
Penyakit ini sudah mulai mewabah di Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Bolivia, Meksiko, Kolombia) dan beberapa negara Eropa.
Kini penyakit yang pada awalnya tersebar
di Meksiko, Bolivia, Kolombia hingga Amerika Tengah saja, kini telah
beradaptasi dan telah menyebar luas ke wilayah Amerika Serikat (AS).
Penyebarannya pun sama seperti HIV,
dimana infeksi bisa terjadi antara sesama manusia melalui transfusi
darah atau ibu yang mengandung anaknya.
Setidaknya ada sekitar 10 juta orang
diseluruh dunia sudah terinfeksi penyakit ini, dengan 10 ribu orang
diantaranya dikabarkan meninggal pada tahun 2008 silam.
Menurut Nature Magazine, ada
beberapa ahli yang mengatakan bahwa penyakit inilah yang membunuh
Charles Darwin, seorang bapak evolusi yang teori evolusinya sangat
dikenal sampai saat ini.
Sebuah penelitian mengungkap kebenaran
ini bahwa pada perjalanan 5 tahun yang dilakukan Darwin ketika berusia
20 tahunan, ia terinfeksi virus ini dan kemudian dikabarkan meninggal
akibat gagal jantung.
Seperti yang dikatakan oleh para ahli
bahwa setiap orang yang terjangkit penyakit mematikan ini akan mengalami
peradangan pada jantungnya sehingga jantung orang tersebut akan
membesar, bisa meledak dan mampu merenggut nyawa orang tersebut seketika
itu juga.
Itulah tentang penyakit Chagas yang
baru-baru ini tersebar di benua Amerika dan Eropa dan dikenal sebagai
penyakit “AIDS terbaru”.
Mungkin sudah saatnya juga penduduk dunia
mulai berhati-hati pada setiap kemungkinan penyakit aneh-aneh muncul di
muka Bumi ini, mengingat bahwa beberapa penyakit yang telah lama hilang
dapat muncul kembali karena berhasil dibiakkan kembali oleh
“tangan-tangan jahil”.
Dengan begitu, seluruh negara harus dan
akan membeli serum atau vaksin yang diproduksi oleh mereka. Dengan
begitu akan terjadi sebuah peluang bisnis yang memboncengi kebaikan
karena pembuatan serum dan vaksin tersebut.
Bahkan ada kemungkinan baru, bahwa
manusia suatu saat akan mengalami suatu yang disebut “hampir punah”
dimasa depan nanti bukan karena peperangan, bencana alam, kelaparan,
iklim yang berubah atau jatuhnya asteroid dari luar angkasa, namun
manusia akan mengalami kepunahan karena suatu yang sangat kecil dan tak
terlihat oleh mata. Yaitu melalui, bakteri, spora, protein atau virus
seperti ini. (Science Daily/Huffington Post/ciricara.com/jyi.org/icc.wp.com)